Reporter ; NoviSH
SRN/MALANG/14-11-2024 – Universitas Brawijaya (UB) terus mempertegas kontribusinya dalam penelitian berkelanjutan melalui studi terbaru mengenai pengembangan ekonomi biru di pesisir Jawa Timur.
Penelitian yang berjudul “Implikasi Intervensi Agribisnis dalam Mengatasi Hambatan Pengembangan Blue Economy: Prospek Keberlanjutan dan Ketahanan Pangan di Pesisir Jawa Timur” ini dipimpin oleh Dr. Ir. Anthon Efani, MP, bersama Prof. Dr. Asfi Manzilati, ME, dan Fitri Candra Wardana, SE, M.ACC. Didukung oleh dana Sekolah Pascasarjana UB (SP UB), penelitian ini diharapkan menghasilkan model pengembangan ekonomi berkelanjutan dan adaptif demi mendukung ketahanan pangan di wilayah pesisir.
Dr. Anthon Efani, dalam keterangan tertulis yang diterima di Malang, Jawa Timur, Senin (11/11/2024), menyampaikan bahwa fokus penelitian ini adalah mengatasi berbagai tantangan dalam penerapan konsep blue economy, yaitu pendekatan inovatif yang mengintegrasikan teknologi, lingkungan, dan ekonomi untuk mencapai kesejahteraan berkelanjutan. Tujuan utama penelitian ini adalah mengidentifikasi faktor-faktor kunci yang mendorong keberhasilan pengembangan blue economy di pesisir Jawa Timur serta mengatasi kendala struktural dan kelembagaan yang menghambat keberlanjutan sosial-ekonomi dan ekologi di kawasan tersebut.
“Penelitian ini melibatkan berbagai pemangku kepentingan, seperti pemerintah daerah, nelayan, akademisi, pelaku usaha, dan organisasi non-pemerintah,” kata Dr. Anthon. “Dengan melibatkan 150 responden, kami berharap bisa mendapatkan gambaran yang komprehensif tentang kebutuhan dan peluang yang ada di pesisir Jawa Timur. Setiap partisipan diharapkan menyampaikan pandangan mendalam terkait tantangan dan potensi yang bisa dikembangkan melalui penerapan konsep blue economy.”
Ia menambahkan, penelitian ini dilakukan di tiga lokasi: Malang, Trenggalek, dan Probolinggo. Masing-masing memiliki karakteristik geografis, sosial, dan ekonomi yang beragam, memungkinkan tim untuk memahami kondisi pesisir Jawa Timur secara menyeluruh. “Malang dikenal dengan aktivitas agribisnisnya, Trenggalek memiliki potensi sumber daya kelautan yang unik, sedangkan Probolinggo aktif dalam sektor perikanan dan pariwisata,” lanjutnya.
Guna menganalisis faktor strategis dalam penelitian ini, tim menggunakan metode MICMAC (Matrix of Cross Impact Multiplication Applied to Classification). Teknik ini memungkinkan pemetaan variabel-variabel yang saling mempengaruhi, seperti ketersediaan teknologi kelautan, partisipasi masyarakat dalam pengelolaan sumber daya, peran pemerintah, kualitas ekosistem pesisir, serta penegakan kebijakan lingkungan.
“Kami berharap analisis ini akan mengidentifikasi variabel utama yang bisa dijadikan prioritas dalam pengembangan kebijakan keberlanjutan sektor kelautan dan pesisir,” tutur Dr. Anthon.
Dr. Anthon juga menekankan pentingnya kolaborasi lintas sektor dalam mencapai tujuan penelitian ini. Menurutnya, pengembangan blue economy harus mengadopsi pendekatan holistik, melibatkan akademisi, pemerintah, dan masyarakat pesisir.
“Kami berharap agar kebijakan yang dihasilkan dari penelitian ini dapat diimplementasikan oleh pemerintah daerah untuk memperkuat ketahanan pangan dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat pesisir,” katanya.
“Peningkatan adopsi teknologi dan partisipasi masyarakat merupakan kunci untuk menjaga keseimbangan antara pemanfaatan dan konservasi sumber daya kelautan.”
Lebih lanjut, Dr. Anthon menjelaskan bahwa hasil penelitian ini telah dipublikasikan di jurnal ilmiah internasional bereputasi, diharapkan mampu menjadi rujukan bagi kebijakan pemerintah pusat dan daerah dalam pengelolaan sumber daya kelautan dan perikanan.
Sekolah Pascasarjana Universitas Brawijaya juga menegaskan komitmennya untuk mendukung penelitian yang berfokus pada keberlanjutan lingkungan dan peningkatan kesejahteraan masyarakat pesisir. Sebagai salah satu fakultas universitas terkemuka di Indonesia, SP UB berupaya memberikan solusi nyata bagi berbagai tantangan sosial-ekonomi dan lingkungan melalui inovasi dan kolaborasi.
Penelitian ini diharapkan memberikan dampak signifikan, baik lokal maupun nasional, serta menjadi acuan untuk studi lebih lanjut tentang pengembangan ekonomi berkelanjutan di wilayah pesisir Indonesia. (Arifin)