Reporter : ALI WAFI
SRN/ TULUNGAGUNG/11-11-2024-
Pencak Silat, kita tidak asing lagi dengan kalimat tersebut. Pencak Silat merupakan warisan budaya Indonesia yang kaya akan nilai-nilai kehidupan, bukan sekedar seni bela diri tetapi juga sebagai sarana pembentukan karakter bangsa. Di tengah pesatnya perkembangan zaman sekarang, peran Pencak Silat dalam membentuk karakter bangsa semakin penting, terutama dilingkup perguruan tinggi. Salah satu organisasi yang aktif dalam melestarikan dan mengembangkan Pencak Silat adalah Nahdlatul Ulama (NU), sebuah organisasi Islam terbesar di Indonesia. Untuk itu dalam artikel ini akan mengulas bagaimana Pencak Silat NU tidak hanya menjadi media pembentuk fisik, tetapi juga membangun karakter, moral dan spiritual yang kokoh bagi generasi penerus bangsa serta berprestasi.
Sejarah dan Filosofi Pencak Silat
Pencak Silat memiliki akar sejarah yang mendalam pada budaya dan sejarah Indonesia. Lebih dari sekedar teknik bertarung, Pencak Silat mencerminkan filosofi kehidupan dan keberanian. Dalam setiap gerakan dan langkahnya yang indah terkandung nilai-nilai seperti disiplin, pengendalian diri, serta rasa hormat kepada lawan dan sesama. Filosofi ini sejalan dengan prinsip-prinsip yang diajarkan oleh NU, yang menekankan pada nilai-nilai keislaman yang inklusif dan perdamaian. Juga sejalan dengan nilai-nilai Pancasila.
Peran Nahdlatul Ulama dalam Pencak Silat
NU tidak hanya merupakan organisasi keagamaan tetapi juga berperan dalam memelihara budaya dan seni tradisional Indonesia, termasuk Pencak Silat. Sejak didirikan pada 16 Rajab 1344 H / 31 Januari 1926 oleh KH. Hasyim Asy’ari, melalui lembaga-lembaga pendidikan dan pelatihan yang dikelola NU memberikan wadah bagi para pemuda dan generasi muda untuk belajar dan mengembangkan keterampilannya dalam Pencak Silat Nahdlatul Ulama.
Pencak Silat Nahdlatul Ulama sebagai Sarana Pendidikan Karakter
Pencak silat, sebagai salah satu seni bela diri tradisional Indonesia, bukan hanya mengajarkan keterampilan fisik, tetapi juga mengandung nilai-nilai yang mendalam untuk pendidikan karakter bangsa. Melalui pelatihan pencak silat, para praktisi diajarkan tentang disiplin, tanggung jawab, dan kesabaran. Setiap gerakan dalam pencak silat memerlukan konsentrasi dan kesungguhan, yang secara tidak langsung membentuk ketekunan dan ketahanan mental. Selain itu, pencak silat juga menekankan pentingnya sikap saling menghormati, baik kepada sesama praktisi maupun kepada pelatih. Nilai-nilai seperti kejujuran, keberanian, dan kerendahan hati juga ditanamkan selama proses latihan, menjadikan pencak silat sebagai sarana efektif untuk membentuk karakter yang kuat dan berintegritas.
Pencak Silat NU bukan hanya tentang teknik bertarung, tetapi juga tentang pembentukan karakter. Disiplin yang ketat dalam latihan, keuletan dalam menghadapi tantangan, serta semangat sportivitas menjadi bagian tak terpisahkan dari latihan Pencak Silat. Nilai-nilai seperti kejujuran, kerja keras, dan kerja sama tim menjadi landasan yang ditanamkan kepada setiap praktisi Pencak Silat NU. Inilah yang membuat Pencak Silat tidak hanya berfungsi sebagai sarana pertahanan diri fisik tetapi juga sebagai pendidikan moral yang kuat bagi generasi muda penerus bangsa.
Kontribusi Pencak Silat NU terhadap Masyarakat dan lingkup Perguruan Tinggi
Pencak Silat NU juga memiliki peran signifikan dalam membangun solidaritas sosial dan kepedulian terhadap sesama, serta mencetak para kader menjadi pendekar yang tidak hanya memiliki keterampilan fisik tetapi juga berprestasi. Tidak hanya itu, pencak silat NU menjadi wadah positif bagi para pemuda juga mengajarkan nilai-nilai keislaman ala ahlussunnah wal jamaah an-Nahdliyah Melalui kegiatan-kegiatannya.
NU mendorong solidaritas antar pemuda dan masyarakat, turut serta menjaga dan menciptakan keamanan lingkungan serta kesadaran akan pentingnya toleransi dan kerukunan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Prinsip-prinsip ini tidak hanya menguatkan hubungan antar individu tetapi juga mendorong inklusivitas, persatuan, toleransi di tengah keragaman sosial, budaya, dan agama di Indonesia.
Lingkup perguruan tinggi Pencak Silat NU memiliki kontribusi dalam mebentuk kepribadian mahasiswa, dikarenakan dalam masa ini mahasiswa memiliki keinginan mengeksplor lingkungan semakin besar sehingga tidak jarang menimbulkan masalah, dan meminimalisir kenakalan remaja serta mencetak pendekar-pendekar yang tidak hanya ahli dalam keterampilan fisik juga berprestasi baik itu di Tingkat kabupaten hingga di Tingkat internasional.
Secara umum dan khusus Pencak Silat memberikan kontribusi yang signifikan dalam masyarakat, melampaui perannya sebagai seni bela diri. Adapun penjelasannya sebagai berikut:
Pertama, Pencak Silat berperan dalam membentuk karakter individu melalui latihan yang menekankan disiplin, tanggung jawab, ketekunan, dan sikap hormat. Nilai-nilai ini membantu membangun generasi muda yang memiliki integritas dan moral yang kuat.
Kedua, Pencak Silat mempromosikan solidaritas sosial dan rasa kebersamaan. Latihan dan kompetisi dalam Pencak Silat sering kali melibatkan komunitas lokal, memperkuat hubungan antar anggota masyarakat dan membangun jaringan sosial yang lebih erat. Kegiatan bersama ini juga mendorong semangat gotong royong dan toleransi, yang penting dalam kehidupan bermasyarakat.
Ketiga, Pencak Silat sebagai bagian dari warisan budaya Indonesia membantu memperkuat identitas nasional. Melalui seni bela diri ini, nilai-nilai kearifan lokal, keberanian, dan kebanggaan terhadap budaya sendiri terus diwariskan dan diperkenalkan kepada dunia. Hal ini tidak hanya meningkatkan rasa cinta tanah air di kalangan masyarakat Indonesia, tetapi juga memperkenalkan kekayaan budaya Indonesia kepada dunia internasional.
Keempat, organisasi seperti Nahdlatul Ulama (NU) menggunakan Pencak Silat sebagai sarana pendidikan moral dan spiritual, mengintegrasikan nilai-nilai keislaman yang inklusif dan damai. Melalui pendekatan ini, Pencak Silat membantu membentuk individu yang tidak hanya kuat secara fisik, tetapi juga memiliki karakter yang baik, berkualitas dan spiritualitas yang kokoh.
Dengan demikian, Pencak Silat memberikan kontribusi yang luas dan mendalam dalam membentuk individu yang berkarakter di lingkup perguruan tinggi dan di lingkup masyarakat, membentuk solidaritas sosial yang kuat, serta menjaga dan memperkuat identitas budaya Indonesia.
Tantangan dalam Melestarikan Pencak Silat Nahdlatul Ulama
Meskipun memiliki nilai-nilai yang luhur, Pencak Silat Nahdlatul Ulama tidak luput dari tantangan yang harus dihadapi, diantaranya saat ini beberapa orang masih menganggap Pencak Silat sebagai bentuk kegiatan yang menyakitkan diri, kegiatan yang negatif terhadap lingkungan sekitar, selain itu kurangnya kualitas sumber daya dan dukungan pemerintah yang kurang maksimal hal ini menjadi hambatan tersendiri dalam melestarikan pencak silat NU.
Selain itu semua, Pencak Silat dihadapkan pada berbagai tantangan, terutama dalam era globalisasi dan modernisasi saat ini. Persaingan dengan olahraga modern yang lebih populer dan dominasi budaya luar menjadi ancaman bagi eksistensi Pencak Silat sebagai warisan budaya lokal. NU sebagai organisasi yang berkomitmen dalam melestarikan Pencak Silat perlu terus berupaya untuk meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya menjaga dan mengembangkan seni bela diri ini sebagai bagian dari identitas bangsa.
Pencak Silat sebagai Identitas Bangsa
Pencak silat, sebagai seni bela diri asli Indonesia, merupakan cerminan dari kekayaan budaya dan identitas bangsa. Seni bela diri ini tidak hanya menunjukkan kekuatan fisik, tetapi juga mengandung nilai-nilai luhur seperti kearifan lokal, gotong royong, dan semangat kebersamaan yang telah diwariskan secara turun-temurun. Setiap gerakan dan teknik yang indah dalam pencak silat mencerminkan filosofi hidup dan nilai-nilai moral yang dipegang teguh oleh masyarakat Indonesia. Sebagai bagian integral dari warisan budaya, pencak silat juga memainkan peran penting dalam memperkenalkan Indonesia kepada dunia internasional, sekaligus memperkuat rasa bangga dan cinta tanah air di kalangan generasi muda dan di lingkup perguruan tinggi. Melalui pencak silat, identitas bangsa Indonesia terus terpelihara dan berkembang, menjadi simbol kebesaran dan keberagaman budaya Nusantara.
Pencak Silat tidak hanya sekedar olahraga atau seni bela diri; tetapi lebih dari itu, Pencak Silat sendiri adalah bagian dari identitas budaya dan nasional Indonesia. Dalam konteks ini, peran NU dalam menjaga, melestarikan dan mengembangkan Pencak Silat menjadi sangat penting. Dengan mengintegrasikan nilai-nilai Islam yang damai dan universal ke dalam praktik Pencak Silat NU tidak hanya memperkuat identitas bangsa tetapi juga memberikan kontribusi yang signifikan terhadap pembangunan karakter moral dan spiritual masyarakat Indonesia.
Kesimpulan
Pencak Silat merupakan warisan budaya Indonesia yang kaya akan nilai-nilai kehidupan dan berperan penting dalam pembentukan karakter. Seni bela diri ini tidak hanya mengajarkan keterampilan fisik tetapi juga disiplin, tanggung jawab, dan nilai-nilai moral. Nahdlatul Ulama (NU), sebagai organisasi Islam terbesar di Indonesia, memainkan peran penting dalam melestarikan dan mengembangkan Pencak Silat, mengintegrasikan prinsip-prinsip keislaman yang inklusif dan damai. Melalui kegiatan-kegiatan yang melibatkan Pencak Silat, NU mendorong solidaritas sosial dan kepedulian terhadap sesama, serta memperkuat identitas budaya dan nasional Indonesia. Pada lingkup perguruan tinggi sebagai pembentuk jiwa intelektual, Pencak Silat NU memiliki kontribusi dalam membentuk kepribadian mahasiswa serta mencetak pendekar-pendekar yang tidak hanya ahli dalam keterampilan fisik juga berprestasi. Tantangan modernisasi dan globalisasi harus dihadapi dengan upaya meningkatkan kesadaran akan pentingnya menjaga warisan budaya ini. Pencak Silat, dengan nilai-nilai luhur dan filosofinya, terus menjadi simbol kebesaran dan keberagaman budaya Nusantara serta sarana efektif untuk membangun karakter moral dan spiritual generasi penerus bangsa.