Reporter: ALI WAFI
SRN/SULAWESI/03-09-24 – Panangkapan terduga teroris di Gorontalo oleh Densus 88 pada Rabu, 21 Agustus 2024 membuktikan bahwa pelaku teroris ada di mana-mana dan siap melakukan aksinya sesuai perintah para airnya.
Beberapa waktu sebelumnya di Jawa Timur sekelompok orang dengan atribut Khilafah mendeklarasikan HTI Reborn dengan menamakan dirinya Forum Ulama Aswaja. Apa korelasinya kedua kejadian tersebut, awak media berhasil mewawancarai Ketua Umum ormas Pejuang Nusantara Indonesia Bersatu (PNIB), Gus Wal melalui sambungan telefon.
Terduga pelaku terorisme yang ditangkap Densus 88 itu pernah dihukum karena terafiliasi dan bekerja sama dengan kelompok terorisme. Program deradikalisasi yang dilakukan Pemerintah sudah berjalan dan setelah bebas dikembalikan ke masyarakat. Namun seiring waktu, aksi provokasi anti Demorasi, anti Nasionalisme kembali disuarakan menjadi pemicu eks teroris untuk kembali ke jalan sesat. Teroris seakan menemukan alasan dan dukungan untuk melakukan aksi-aksi yang sempat tertunda sebelumnya” ungkap Gus Wal.
Seperti diketahui para terpidana terorisme yang sudah bebas kembali ketengah tengah masyarakat, ditambah lagi combatan pejuang ISIS dan Timur Tengah pulang ke tanah air. Menurut Gus Wal merekalah sebenarnya sel-sel tidur terorisme yang harus diwaspadai kebangkitannya disetiap waktu.
Mereka yang sudah pernah tertangkap dan pulang ke tanah air karena faham yang dibelanya kalah perang berubah menjadi sel tidur radikalisme dan terorisme. Terpisahkan dari kelompoknya bukan berarti berhenti berjuang dan ketika ada pihak-pihak yang kembali menyuarakan kebangkitan khilafah dan anti NKRI, itulah saatnya mereka berkoordinasi menjalin simpul-simpul perjuangan baru. Jadi yang patut diwaspadai utamanya para provokator intoleransi dan keberagaman. Meskipun mereka bukan pelaku teroris namun paham mereka sama dengan pelaku teroris kata Gus Wal.
Kerja senyap Tim Densus 88 yang terus memantau dan menindak potensi terorisme di gorontola dan seluruh Indonesia patut diapresiasi setinggi-tingginya. PNIB senantiasa bersinergi dengan aparat penegak hukum dalam upaya menumpas teroris hingga ke akar-akarnya.
Apresiasi sebesar-besarnya kepada Densus 88 yang tidak kenal lelah melakukan pamantauan dan penindakan kepada mereka yang berencana melakukan tindak terorisme. PNIB menghimbau kewaspadaan masyarakat pada gerakan pelaku teroris yang sudah berbaur ke masyarakat. Tidak perlu mengucilkan mereka, namun mewaspadai itu lebih penting dalam rangka membatu kerja Tim Densus 88. Semua ini harus kita lakukan demi menjaga keutuhan bangsa dari ancaman bahaya terorisme maupun radikalisme yang selalu diawali dengan aksi-aksi intoleransi. Indonesia bukan negara asal teroris, namun menjadi tembat pembibitan teroris baru karena keberagaman adat, budaya dan Agama yang kita miliki, Dukung Penuh Densus 88, Polri Dan TNI untuk menindak tegas segala bentuk Radikalisme Terorisme dan mengambil alis lembaga amal maupun sekolah berasrama berkedok pesantren yang digunakan untuk melakukan pembibitan dan pengkaderan Radikalisme Terorisme yang beberapa tahun ini sangat banyak berdiri di seluruh antero negeri, tutup Gus Wal