Reporter ; Red
SRN/SURABAYA/21-05-2024 – Dengan bergulirnya mengenai tata cara pengurusan perkawinan khususnya bagi warga kota Surabaya yang beragama non muslim, dimana ada tahapan-tahapan yang mesti harus dilakukan, contohnya dalam hal cek kesehatan dan konseling Catin (Calon pengantin), tergeraklah Persekutuan Gereja-Gereja Pentakosta Indonesia biasa disingkat PGPI, sebagai lembaga Aras Nasional Kristen ikut peduli akan permasalahan tersebut dan mensupport program dari pemerintah kota Surabaya.
Acara Sosialisasi yang diinisiasi oleh PGPI Kota Surabaya dan Jatim, dengan Ketua Pelaksana Pdt. Sulaiman Supono, SH selaku dari Komisi Organisasi dan Kaderisasi, terlaksana pada hari senin, tanggal 20 Mei 2024 yang bertempat di Gereja Bethel Tabernakel Baitani yang berlokasi di Jl. Kinibalu No. 59, Blok D-E-R, Surabaya, dengan mengambil tema “Peran PGPI Dalam Pengurusan Legalitas Gereja dan Pencatatan Pernikahan Bagi Warga Kristen di Kota Surabaya.”
Ada 4 (empat) Nara sumber yang dihadirkan dalam acara sosialisasi tersebut, yang pertama dibuka diskusi langsung dengan pejabat dari Dinas Pemberdayaan Perempuan Perlindungan Anak Pengendalian Penduduk Keluarga Berencana (DP3AP2KB) dan Dispendukcapil Kota Surabaya yang pada intinya memberikan petunjuk secara runut mengenai pengurusan Pencatatan Pernikahan. Kemudian dilanjutkan oleh Dr. Luki Krispriyanto, S.Th.,M.Pd selaku Pembimas Kristen Kanwil Kemenag Provinsi Jawa Timur yang memberikan secara gamblang tentang pengurusan SKTL (Surat Keterangan Tanda Lapor) bagi para pemuka/pemimpin agama yang ingin mengajukan permohonan surat tersebut. Dan sebagai penutup diskusi Pdt. Dr. Daniel Tumbel, M.Th mewakili pengurus pusat PGPI menyampaikan materi sejarah berdirinya PGPI dan Peran penting PGPI sebagai aras dalam membangun moderasi beragama di Indonesia.
Dalam acara ini banyak dihadiri Pendeta- Pendeta dari perwakilan Sinode Gereja yang tergabung dalam aras PGPI, termasuk juga perwakilan dari Muki, Bamag, Asosiasi Pendeta Indonesia, Mitra Gembala, Komunitas Berkat Bagi Bangsa, dan masih banyak yang lainnya, dengan total jumlah peserta kurang lebih 120 orang.
Panitia berharap acara seperti bisa diadakan kembali terutama yang menyangkut hubungan dengan Pemerintahan Kota sehingga saling bersinergi dan bisa ikut mensukseskan program dari Pemerintah Kota.