Reporter : Satriya – SRN
Sumber : Humas Kota Surabaya
SRN/SURABAYA/13-03-2024 – Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya terus memberikan pelayanan yang terbaik untuk warganya. Berbagai fasilitas seperti pelayanan kesehatan, administrasi pelayanan masyarakat (Adminduk), perpustakaan, hingga konseling, kini dapat dijangkau dengan mudah oleh masyarakat hanya melalui kelurahan, kecamatan, Balai RW, hingga Mal Pelayanan Publik (MPP).
Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah, Penelitian dan Pengembangan (Bappedalitbang) Kota Surabaya, Irvan Wahyudradjat mengatakan, pelayanan kemudahan tersebut adalah untuk mewujudkan Surabaya menjadi Compact City. Rencananya, konsep kota kompak ini akan diterapkan oleh Wali Kota Eri Cahyadi di wilayah Surabaya barat.
Irvan menjelaskan, kota kompak sendiri diadopsi dari program Wali Kota Eri Cahyadi, yakni Surabaya sebagai kota yang Humanis, Efektif dan Efisien, Berakhlak, Akuntabel, serta Transparan (Hebat). “Karena konsep kita adalah kota kompak , yakni memberikan kemudahan bagi warga ketika membutuhkan apapun. Mulai dari sembako, makanan, kuliner, fasilitas olah raga, taman, dan sebagainya yang didekati, tanpa bertransportasi,” jelas Irvan, Selasa (12/03/2024).
Dikatakannya, kunci untuk menjadi kota yang efisien atau Surabaya Hebat adalah apabila jarak dan biaya yang dikeluarkan oleh masyarakat itu minimal. Misalkan, ketika ada warga yang ingin menikmati fasilitas ruang terbuka hijau (RTH) seperti taman, atau fasilitas kesehatan puskesmas, itu hanya dapat ditempuh dalam jarak singkat atau biaya yang minim.
“Jadi, rumah sakit di dekatkan, seperti RSUD Surabaya Timur. Puskesmas diratakan (fasilitasnya), sekolah SD-SMP juga diratakan, fasilitas olahraga diratakan, seperti lapangan tenis, futsal, dan lain sebagainya,” katanya.
Mewujudkan kawasan Surabaya barat menjadi compact city , tidak cukup hanya dengan mendekatkan fasilitas-fasilitas layanan publik saja. Namun, pemkot juga berencana mendekatkan tempat sarana hiburan rakyat untuk warga Surabaya Barat.
Seperti halnya sarana wisata di Romokalisari Adventure Land, Kebun Raya Mangrove, dan Taman Hutan Raya (Tahura) Mangrove. Tempat-tempat wisata tersebut sengaja diwujudkan bukan sekedar untuk menarik wisatawan, tetapi juga sebagai tempat berputarnya perekonomian warga.
Ia menjelaskan, tidak menutup kemungkinan konsep kota kompak ini akan memanfaatkan lahan atau aset pemkot di setiap wilayah kecamatan. Selain itu, juga akan memanfaatkan aset prasarana, sarana, dan utilitas umum (PSU) yang telah diserahkan oleh pengembang.
“Seperti pada kasus romokalisari adventure land, kebun raya mangrove, tahura pakal, ternyata mampu menggerakkan ekonomi, dan omzetnya mereka juga tinggi ternyata. Baik dari bidang wisatanya, pengelolaannya, tempat parkirnya, pengelolaan wahananya, mereka (warga) memperoleh pekerjaan,” jelasnya.
Dirinya menambahkan, wilayah Surabaya barat yang menjadi konsen Wali Kota Eri Cahyadi dalam mengembangkan compact city nantinya adalah kawasan Jeruk, Bangkingan, Sumur Welut di Kecamatan Lakarsantri, Made di Kecamatan Sambikerep, dan Tengger Kandangan di Kecamatan Benowo.
Rencananya, pengembangan tersebut akan dimulai pada Agustus 2024 mendatang. Pengembangan compact city ini, diharapkan dapat menjadi generator pertumbuhan wilayah dan memberikan efek berdampak bagi sosial ekonomi warga di wilayah Surabaya barat, sehingga ke depannya dapat berkembang seiring dengan wilayah-wilayah lain di Surabaya.
“Nantinya, wisata di masing-masing wilayah itu akan dibuat secara tematik, tujuannya agar tidak bersaing,” tutupnya.