Oleh : Drs. H. Sunar (Abah Suanar) – Pembina Media SRN
SRN/SURABAYA/11-03-2024 – Assalamuallaikum pembaca setia Media SR, disini penulis akan membahas tentang Dalil yang mendasari Ummat Islam untuk menjalankan Ibadah Puasa dibulan Suci Ramadhan adalah Al-Qur’an, Surat Al-Baqoro, ayat 183 :
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا كُتِبَ عَلَيْكُمُ الصِّيَامُ كَمَا كُتِبَ عَلَى الَّذِينَ مِنْ قَبْلِكُمْ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُونَ
Artinya : Wahai Orang-orang yang BERIMAN diwajibkan atas kamu untuk berpuasa sebagaimana telah diwajibkan kepada orang -orang sebelum kamu agar kamu menjadi orang yang ber-TAQWA (QS,Al-Baqoro,183).
Pada ayat ini diawali denga kalimat “Yaa Ayyuhal Ladhiina Aamanuu” (Wahai Orang-orang yang ber-IMAN), bukannya “Yaa Ayyuhal Muslimuun” (Wahai Orang-orang MUSLIM), atau Yaa Ayyuhan Naas” (Wahai semua MANUSIA). Berararti bahwa perintah Allah SWT tentang menjalankan Ibadah Puasa, hanyalah diwajibkan kepada Seluruh Manusia yang beragama Islam khususnya Orang Islam yang ber-IMAN kepada Allah SWT saja.
Kalau manusia sudah jelas ada yang ber-agama Islam namun banyak juga yg ber-agama Non-Islam, manusia yang ber-Agama Islam mendapat sebutan “Orang Muslim”.
Yang jadi pertanyaan adalah, Apakah orang Muslim tidak selalu Ber-Iman, sehingga dalam Perintah Ibadah Puasa ini hanya diwajibkan kepada orang Muslim yang ber-Iman Saja, dalam hal ini dapat kita simpulkan bahwa Tidak semua orang Muslim selalu Ber-Iman, sedangkan orang yg ber-Iman pasti Muslim.
Hal ini tercermin pada saat kita pertama kali menyatakan diri sebagai pemeluk Agama Islam yg diharuskan berikrar dengan membaca Dua Kalimah Syahadah :
أَشْهَدُ أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا اللهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا رَسُوْلُ اللهِ
“Asyhadu an laa Iaaha Illallaah, Wa Asyhaduanna Muhammadar Rasuulullah”.
Artinya: “Aku bersaksi bahwa tidak ada Tuhan melainkan Allah. Dan aku bersaksi bahwa Nabi Muhammad adalah utusan Allah”.
Dalam Islam, IMAN adalah diucapkan dalam mulut, diyakini dalam Hati dan diamalakan dalam kehidupan sehari-hari. Dua kalimah Syahadah tersebut terasa ringan dan gampang dalam pengucapannya, namun dalam meyakinkan hati serta mengamalkannya dalam kehidupan sehari-hari lah yang sangat sulit, maka jika kita mampu tidak ada hadiah yang paling pantas kecuali SYURGA Yang kekal abadi di dalamnya.
Bersaksi bahwa Tiada Tuhan (PENGUASA, RAJA-DIRAJA, tempat sesembahan, permohonan pertolongan dan tempat menggantungkan diri) selain Allah SWT. Harus Yakin dan percaya bahwa penguasa Dunia dan segala isinya, yang mengatur dan yang menentukan semua kejadian di dunia ini hanyalah Allah, termasuk penentu Nasib Manusia sebagi Hambanya dan makhluk yg lain, tiada yang lain kecuali Allah Azza-wajallah. Barang siapa yg meyakini ada kekuatan lain, ada sesembahan lain (POHON BESAR, Benda-benda Keramat, Dukun dan Orang Pintar), maka perbuatan orang tersebut di sebut KUFFUR dan orangnya mendapat status sebagai orang KAFIR, meskipun orang tersebut tetap beragama Islam namun islamnya hanyalah terbatas pada Islam KTP. Dan nilai keimanannya kepada Allah SWT dengan sendirinya akan hilang.
Bersaksi bahwa Nabi Muhammad adalah Utusan Allah, makna dari kalimat ini adalah bahwa Nabi Muhammad diperintahkan oleh Allah untuk menyampaikan segalah aturan yang harus dijalankan serta yg harus ditinggalkan oleh Ummat Islam melaui AL-Qur’an dan Hadist Rosulullah SAW.
إِنَّمَا بُعِثْتُ لِأُتَمِّمَ مَکَارِمَ الْأَخْلَاق
“Innama Bu’itstu li Utammima Makarim al-Akhlak”
Artinya : Sesungguhnya aku (Nabi Muhammad) diutus oleh Allah untuk memperbaiki Akhlaq (Tingkah-laku dan Perbuatan) Manusia.
Hadist ini adalah sebua Ikrar Nabi Muhammad, beliau menyatakan diri Bahwa “ AKU ini Diutus Allah dan hanya Allah SWT lah yang mengutus Aku” untuk memperbaiki Akhlak Manusia, oleh karena itu kita harus yakin bahwa semua yang di jalankan oleh Nabi Muhammad SAW adalah Suri Tauladan (Contoh) yang baik dan kita (Ummat Islam) harus mengikutinya.
Dalam Al-Qur’an, Surat Al-ahzab, ayat 21.
لَقَدْ كَانَ لَكُمْ فِيْ رَسُوْلِ اللّٰهِ اُسْوَةٌ حَسَنَةٌ لِّمَنْ كَانَ يَرْجُوا اللّٰهَ وَالْيَوْمَ الْاٰخِرَ وَذَكَرَ اللّٰهَ كَثِيْرًاۗ
Artinya : Sungguh, telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari Kiamat dan yang banyak mengingat Allah. (QS, Al-Ahzab,21)
Lalu apa hubungannya antara Iman dengan Ibadah Puasa, sesungguhnya Ibadah Puasa adalah Ibadah Sirri (Rahasia), karena yang tahu bahwa orang itu berpuasa hanyalah Allah dan orang itu sendiri, Orang yang tidak berpuasa bisa kelihatan seperti orang yang sedang berpuasa dengan berpura-pura melemaskan diri, mengusap bibirnya sehingga Nampak kering, di rumah ikut Sahur agar nampak Islami dimata Istri, Anak dan Mertuanya, namun dalam beraktivitas Rokok tidak pernah lepas dari mulutnya. Juga saat ini kita sering dengar sesungguhnya orang yang berpuasa sedang dibohongi oleh orang Arab.
Dari keterangan di atas, semakin jelaslah bahwa Ibadah Puasa hanya bisa dijalankan bagi orang-orang Islam yang memiliki Keimanan yag tinggi untuk menjadi orang-orang yang bertaqwa.
Demikian, semoga bisa meningkatkan ke-Imanan kita Bersama sehingga kita mampu menjalankan ibadah Puasa dengan kualiatas yang sangat tinggi hingga status sebagai orang yang bertaqwa (Muttaqin) benar-benar dapat kita capai, Aamiin Yaa Robbal A’laamiin..