Oleh : Drs. H. Sunar (Abah Suanar) – Pembina Media SRN
SRN/SYRABAYA/10-03-2024 – Alhamdulillah, Rupanya Do’a kita “Semoga kita dipertemukan kembali pada bulan Rhamadan di tahun yang akan datang”, yang kita ucapkan pada Akhir Rhomadhon 1444 H Tahun lalu Insya diijabahi oleh Allah SWT, terbukti pada hari-hari ini kita bersiap-siap untuk menyongsong kehadirannya.
Semoga Allah SWT memberi kekuatan dan kesehatan Lahir Batin kepada kita semua. Sehingga kita mampu menjalan kan Ibadah Puasa ini dengan Khusuk dan Tawadhu’ sampai di Akhir bulan, Aamiin Yaa Robbal A’laamiin. Do’a kita Waktu itu adalah :
اللَّهُمَّ بَارِكْ لَنَا فِيْ رَجَبَ وَشَعْبَانَ وَبَلِّغْنَا رَمَضَانَ
Artinya: “Ya Allah, berkahilah kami pada bulan Rajab dan bulan Sya’ban dan pertemukanlah kami dengan bulan Ramadhan.”
Satu Do’a ringkas penuh makna yang dicontohkan oleh Baginda Rasulullah Muhammad SAW, yang seringkali juga kita dengar lantunannya yang diulang-ulang bacaannya di banyak Mushalla dan Masjid oleh anak-anak dan para orang tua.
Selanjutnya, apa yang harus dan perlu disiapkan dalam menyambut bulan Suci Ramadhan ini sehingga aktifitas Ibadah di dalamnya dapat kita tunaikan dengan maksimal.
Dalam Budaya Islam di Jawa ada beberapa Ritual yang dilaksanakan untuk menyambut datang nya bulan Suci ini, Anatara lain :
1. Megengan
Ritual “MEGENGAN” dilakukan dengan cara membagi kue (APEM) ke tetangga disekitar rumah kita, nama kue Apem diambil darai Bahasa Arab “AFFWAN” yang artinya adalah permohonan maaf, maka dengan membagi kue tersebut ke tetangga sekitar kita, sebagai bentuk permohonan maaf sehingga dosa kita yangg disebabkan karena Komunikasi Sosial akan terhapuskan, sehingga kita memasuki bulan Suci ini dengan kondisi yang suci pula…
2. Ta’ziah KUBUR
Ritual ini adalah dengan cara mendatangi Makam, dimana pada Makam tersebut terdapat Makam dari Anggota Keluarganya, sedang yang dilakukan pada Makam tersebut adalah membersihkan tempat pemakaman Keluarga tersebut dari sampah dan tumbuhan liar yang ada disekitarnya, mengganti. Mengecat Nisan atau (Mengkijing), tabur bunga dan membaca Ayat-ayat Al-Qur’an teruatama Surat Yasin yang akhirnya ditutup Do’a untuk Keluarga yang telah meninggal tersebut.
Pertanyaannya adalah bagaimana hal ini agar bisa dilakukan untuk yang Anggota Keluarganya meninggal dunia disuatu tempat yang sangat jauh, misal meninggal pada saat menjalankan Ibadah Haji di Tanah Suci….?
Adapun bila Anggota Keluarga meninggal pada tempat yang cukup jauh dari Keluarga, biasanya pihak keluarga akan mengirim Do’a saja ditempat pihak keluarga masing masing, dan bahkan ada yang membuang kembang yang sudah di Do’akan di perempatan Jalan atau di Sungai yang airnya mengalir, inilah Tradisi Adat Jawa.
3. Kerja bhakti membersihkan TEMPAT IBADAH
Ritual ini biasanya dilakukan oleh Ta’mir Masjid/Mushollah beserta Remaja Masjid nya dan semua ini dilaksanakan denga Gotong royong dan bergembira.
4. Dan masih banyak lagi ritual-ritual yang lain, hal ini tergantung budaya ditemapat dan wilayah lingkungan masing-masing.
Yang perlu kita garis bawahi adalah semua ritual tersebut harus dilaksanakan dalam situasi yang gembira, karena tuntunannya adalah kita harus menyambut bulan Puasa ini dengan suasana yang penuh dengan gembira.
مَنْ فَرِحَ بِدُخُولِ رَمَضَانَ حَرَّمَ اللهُ جَسَدَهُ عَلىَ النِّيْرَانِ
Artinya: “Siapa bergembira dengan masuknya bulan Ramadhan, Allah akan mengharamkan jasadnya masuk neraka.”
Namun jangan sampai kegembiraan ini menjadi batal adanya, karena Ketika menjalankan Ibadah Puasa ini tiba-tiba dihati kita merasa bahwa bulan Puasa menjadi penghalang lancarnya kegiatan kita, “Kenapa kegiatan ini harus dilakukan pada saat kita berpuasa”
Landasan dan Tujuan kita menjalankan Ibadah Puasa bagi orang Islam adalah Firman Allah SWT dalam Al-Qur’an surat Al Baqarah: 183:
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا كُتِبَ عَلَيْكُمُ الصِّيَامُ كَمَا كُتِبَ عَلَى الَّذِينَ مِنْ قَبْلِكُمْ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُونَ
Artinya: “Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa.”
Dalam Ayat ini diawali dengan Kalimat “Yaa Ayuhal Ladhina Aamanu (wahai orang-orang yang berIman)” Kok bukan “Yaa Aayuuhannas (Wahai semua Manusia)” Juga bukan “Yaa Ayyuahal Muslimun (Wahai Orang-orang Islam)” Tentang ini akan kita bahas pada tulisan saya yang akan datang….
Sebenarnya yang harus kita perhatikan adalah tujuan dari Ibadah Puasa ini yaitu akan menjadi orang-orang yang bertaqwa dan tujuan ini akan tercapai jika proses pencapaiannya (Ibadah Puasa) dilaksanakan sesuai dengan ketentuan dan Syari’at yang ada.
Kalimat Taqwa kepada Allah SWT, sering kali dimaknahi TAKUT KEPADA ALLAH ini tidak sama dengan kita TAKUT KEPADA HANTU, TAKUT KEPADA PENGUASA, atau TAKUT KEPADA APARAT tapi takut Kepada Allah SWT adalah takut tidak menjalankan semua yang diperintahkanNya, juga Takut melanggar apa yang dilarang Nya. Dengan dasar ini berarti menjadi orang yang bertaqwa kepada Allah adalah sama halnya kita jadikan diri kita sebagai Boneka atau Robot yang dimiliki oleh Allah SWT yang akan menjalankan atas semua Perintah Allah dan tidak melanggar apa yang dilarang oleh Allah SWT tanpa reserve.
Pertanyaannya adalah sesuai dengan umur kita, Jika umur kita 20 tahun, Insya Allah kita sudah berpuasa sebanyak 10 Kali, dan jika umur kita 60 tahun, berarti kita sudah berpuasa 50 kali, maka sudah membekaskah Taqwa itu pada diri kita, atau sudahkah kita menjadi orang yang bertaqwa.
Semoga Niat Lahir Batin yang kita Ikhtiari dalam menyambut bulan Suci Ramadhan yang sebentar lagi menjelang, dapat dimaksimalkan dayaguna dan pemanfaatannya dalam mencapai Esensi Maqashid Syariah Ibadah Puasa Ramadhan yakni mencapai Derajat Muttaqin
Akhirnya, selamat menjalankan Ibadah Puasa di bulan Rhomadhon ini, semoga kita dan keluar menjadi orang-orang yang MUTTAQIN…Aamiin Yaa Robbal Aalamiin.