Reporter ; Risko
SRN/SURABAYA/1-12-2023 – Media informasi semakin maju dan bervariasi, dari semua kalangan umur pemegang smartphone / Handphone bisa dengan mudah menggunakannya dimanapun dan kapapun, tetapi banyak yang juga menyalahgunakan kemajuan media informasi / sosial media seperti facebook, whatapps, tiktok dan masih banyak lagi, tetapi juga masih banyak yang salah menggunakan dalam bahasanya Hoax (informasi bohong) dan issue suku, agama, ras, dan antargolongan (SARA) dalam kampanye untuk memengaruhi pilihan politik yang sangat dikhawatirkan bahayanya. karena indonesia juga akan merayakan pesta demokrasi di awal tahun 2024
Seminar Literasi Digital diadakan dengan tema “Menciptakan Masyarakat Cerdas dengan Berani Melawan Hoaks dan Issue SARA” merupakan salah satu upaya kumpulan organisasi masyarakat, komunitas dan didukung oleh kominfo langsung sebagai upaya memberikan edukasi dan wawasan untuk masyarakat dalam memanfaatkan media informasi seperti sosial media untuk lebih cerdas dan menghindari kasus Hoaks dan Issue SARA menjelang Pemilu tahun 2024 yang di prakasai Gus Man di sampaikan oleh narasumber, budayawan dan pakar Hukum di kota Surabaya
Seminar yang di narasumberi oleh 3 orang yang bernama Diana Samar atau biasa dipanggil Ning Diana seorang aktivis Kota Surabaya, Nabilah Azfa Fauziyyah Generasi Z (Gen-z) delegasi KKN Internasional Malasyia dan Prof. Dr. Soetanto Soepiadhy, SH., MH seorang budayawan dan pakar hukum Kota Surabaya bersama moderator Rosma Yuliani, ST. Seminar ini dihadiri sekitar 150 peserta dari berbagai komunitas, organisasi masyarakat dan guru pengajar serta Pelajar Mahasiswa yang antusias mengikuti acara seminar yang diadakan di Ballroom lantai 2 Kazza Mall Jl. Kapas Krampung no. 45, Tambaksari, Surabaya. Rabu (29/11/2023)
Seminar sangat hidup dengan tanya jawab para peserta dengan berbagai pertanyaan yang menarik seperti bagaimana cara mengetahui dan menanggapi informasi hoaks atau benar, penipuan online di sosial media, dan mengenai yang bersangkutan dengan UU ITE yang berhasil ditanggapi dan dijawab langsung oleh para narasumber dan pakar hukum agar para peserta cerdas dan mudah dipahami
Gus Man diakhir acara saat ditemui awakmedia menyampaikan, Seminar literasi digital dengan tema ini, sesuai dengan tema ini kan dikarena menjelang pemilu, jadi supaya kita tidak terprovokasi dengan isu-isu Hoaks, sehingga dapat memecah bela persatuan dan kesatuan bangsa, mangkannya adanya seminar ini terutama bagi kawula muda, muapun bapak atau ibu serta masyarakat sekitar di surabaya khususnya dan indonesia pada umumnya agar disini kita supaya bisa memahami berita hoaks itu seperti apa, dampaknya seperti apa dan resikonya seperti apa kepada masyarakat, seminar ini sudah pernah diadakan dengan tema berbeda, seminar ini akan diadakan lagi tetap dengan berkolaborasi dengan komunitas, ormas dan kominfo, ujarnya
Harapannya, masyarakat harus cerdas, yang tadi nya tidak mengerti akhirnya peserta bisa mengerti setelah mengikuti seminar ini, minimal tahu dampak negatifnya isu hoaks sehingga berani menangkal dari pada semua isu yang ada di media massa dan media elektronik, semoga kedepan semakin rame pesertanya dan kedepannya kita langsung dialog interaktif bila perlu mimbar bebas apalagi ini musim pemilu, tapi harus ada batasan tertentu agar nantik tidak terkena undang – undang ITE,” pungkas Gus Man
Ning Diana Aktivis Kota Surabaya yang juga merupakan Caleg Dari Gerindra Dapil 2 menyampaikan, acara ini dalam rangka kominfo untuk sosialisasi pada masyarakat terkait mencerdaskan masyarakat dan bagaimana untuk menangkal hoaks dan isu SARA akhir- akhirnya yang menyesatkan kita, jadi sebagai warga negara yang baik kita jangan mudah termakan oleh isu-isu yang tidak benar atau berita yang tidak benar, jadi menjustifikasi salah satu tokoh, jadi sebelum kita mengambil keputusan kita harus memantapkan diri untuk mencerdaskan diri dan mencerdaskan sekeliling kita bagaimana seharusnya bersikap menanggapi dan membuat keputusan terkait berita hoaks tersebut, tuturnya
Diana berharap, Agar masyarakat semakin cerdas, tidak mudah terprovokasi dan dalam menentukan pilihan itu tidak lagi tembung jare (kata orang) tetapi ada data, penuh keyakinan sehingga tokoh yang kita pilih itu benar dan bisa mewakili kita sebagai rakyat, tutupnya. (Risko)