Reporter : Maksimus
SRN/ISRAEL/10/10/2023-Pemerintah Israel secara resmi telah mendeklarasikan perang terhadap kelompok militan Palestina, Hamas, usai digempur lewat serangan darat, udara, dan laut pada Sabtu (07/10) lalu.
Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu bersumpah akan melakukan pembalasan dan menyebut negaranya akan melakukan “balas dendam besar” dan bersiap untuk “perang yang panjang dan sulit”.
Deklarasi perang ini memicu operasi militer besar-besaran di Gaza, di mana tank dan kendaraan pengangkut personel telah dikerahkan ke dekat perbatasan Israel-Gaza.
Hingga Minggu (08/10), setidaknya 700 orang di Israel tewas dan lebih dari 2.000 orang terluka akibat serangan Hamas. Sementara itu di Gaza, lebih dari 400 warga Palestina tewas dalam serangan udara Israel di wilayah padat penduduk tersebut.
Pernyataan perang Israel yang disepakati oleh kabinet hanya beberapa jam usai diserang Hamas pada Sabtu (07/10), adalah yang pertama kali dideklarasikan dalam 50 tahun sejak 1973, saat Perang Yom Kippur.
Perang Yom Kippur yang berlangsung pada 6 – 26 Oktober 1973, merupakan perang antara Israel dengan negara-negara Arab yang dipimpin oleh Suriah dan Mesir.
Dilansir Al Jazeera, Perang Yom Kippur atau yang juga dikenal Perang Arab-Israel tahun 1973, dimulai dari serangan dua arah atas Israel oleh Suriah dan Mesir.
Kala itu, Mesir menyerang dari arah selatan untuk merebut kembali Semenanjung Sinai. Sementara Suriah menyerbu dari arah utara untuk merebut kembali Dataran Tinggi Golan.
Apa Dampak Deklarasi Perang Israel?
Deklarasi perang Israel atas Hamas memberikan “lampu hijau” bagi militer Tel Aviv untuk melakukan langkah militer yang signifikan untuk membalas serangan Hamas.
Dalam 24 jam pasca serangan Hamas, tank dan pengangkut personel Israel telah dikerahkan ke perbatasan Israel-Gaza.
PM Netanyahu juga telah memperingatkan warga Palestina yang tinggal di Gaza untuk “pergi sekarang”, setelah ia bersumpah melakukan “balas dendam yang besar” di daerah kantong padat penduduk tersebut.
Netanyahu mengklaim “tahap pertama” pembalasan Israel telah berakhir dengan penghancuran sebagian besar pasukan musuh yang mnembus wilayah Israel.
“Ini akan diikuti dengan formasi ofensif,” kata Netanyahu, dikutip CNN.
Pemerintah Israel juga memutuskan untuk menghentikan pasokan listrik, barang, dan bahan bakar ke Gaza.
Pasukan Pertahanan Israel (Israel Defence Force/IDF), mengaku telah menyerang lebih dari 400 sasaran di daerah kantong Gaza, termasuk 10 menara yang disebut digunakan Hamas dan sejumlah pasukan teroris di daerah sekitar Jalur Gaza.
Juru bicara IDF, Hecht, mengklaim pasukan Israel telah menetralisir sebagian besar pertempuran signifikan di pemukiman Otef, namun operasi di wilayah lain masih terus berlangsung.
“Tujuan IDF dalam 12 jam ke depan adalah mengakhiri daerah kantong Gaza dan membunuh semua teroris di wilayah kami,” ujar Hecht.