Reporter : Satriya-SRN
Sumber : Humas Kota Surabaya
SRN/SURABAYA/14-05-2023 – Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi mengumpulkan seluruh Lurah dan Camat di Balai RW XI, Kelurahan Wonokusumo, Kecamatan Semampir Surabaya, pada Sabtu (13/05) sore.
Di sana, Wali Kota, Eri memberikan contoh bagaimana menyelesaikan masalah di sebuah Wilayah dengan cara Non Formal dan bertemu langsung dengan Warga.
Acara yang berlangsung cukup santai dan duduk lesehan tersebut, juga sejumlah Kepala Perangkat Daerah (PD) di Lingkungan Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya. Hadir pula para pengurus RT/RW, Kader Surabaya Hebat (KSH), Lembaga Pemberdayaan Masyarakat Kelurahan (LPMK) hingga Warga setempat.
Pada kesempatan itu, Wali Kota Eri Cahyadi membahas sejumlah persoalan yang ada di Wilayah RW XI. Mulai dari Balita Stunting, risiko angka kematian Ibu dan Bayi, Penerangan Jalan Umum (PJU), respons, kemiskinan hingga genangan. Sejumlah masalah itu pun langsung dipetakan dan ditarget rampung dalam beberapa bulan ke depan.
“Jadi saya meminta Lurah dan Camat, ingin melarang kepada mereka cara menyelesaikan masalah. Harusnya Lurah dan Camat di setiap RW (tahu) berapa titik (PJU) yang masih gelap, berapa titik tembok, berapa orang miskin, berapa Stunting, di situ langsung diselesaikan. Maka kesepakatan itu fungsinya untuk itu dulu, jangan yang lain-lainnya,” kata Wali Kota Eri Cahyadi.
Menurutnya, Pejabat Pemerintah harus berani cepat mengambil keputusan dalam menyelesaikan sebuah masalah di Wilayah. Termasuk juga bertemu dan mendengarkan langsung berbagai persoalan di tengah masyarakat meski tidak dilakukan secara Formal.
“Jadi Lurah itu harus ketemu RW-nya. (Misal) ngopi bareng, tidak hanya duduk (kerja) di Kantor. Nah, maksud saya (kerja) tidak di Kantor itu ya begini, ngopi (bersama warga). Kalau pagi RT/RW tidak ada, maka malam bisa datang,” jelasnya.
Wali Kota Eri menegaskan, bahwa kerja Aparatur Sipil Negara (ASN) Pemkot Surabaya dinilai berdasarkan hasil kinerja. Artinya, penilaian kerja itu bukan berdasarkan Jam ASN tersebut masuk dan pulang dari kantornya.
“Karena kerja kita dari hasil kinerja, bukan Jam Kerja masuk. Apa gunanya buat masyarakat, apa dampaknya, apa yang berhasil dipotong di sana, sisa berapa persen turunnya. Itu yang kita nilai,” paparnya.
Dengan model penyelesaian masalah seperti ini, Wali Kota Eri mengharapkan ada kedekatan lebih antara Lurah dengan pengurus RT/RW, LPMK hingga Kader Surabaya Hebat (KSH). Karena itu, setiap Lurah akan memiliki kontrak pelaksanaan penyelesaian masalah di setiap Wilayahnya.
“Makanya saya mengambil contoh di RW XI. Nanti di RW lainnya saya minta begitu. Jadi saya minta sudah kerja semuanya mulai hari ini, setelah itu saya keliling RW untuk tanda tangan bersama. Kapan misi berkurang berapa bulan, yang tidak kerja (pengangguran) dari berapa jadi berapa, jadi arahnya itu jelas,” ungkap dia.
Pada momen tersebut, Wali Kota Eri juga mengingatkan agar Whatsapp Grup Forum Komunikasi (WAG Forkom) RT, RW, dan LPMK, tidak digunakan untuk membahas Politik. Pasalnya, Grup Forkom yang dibuat agar para pejabat Pemkot Surabaya bisa lebih dekat dengan Warganya. Dengan demikian, diharapkan segala persoalan di setiap Wilayah dapat segera dilaporkan dan diselesaikan.
“Sekali lagi demi Kota Surabaya, boleh berbeda pandangan Politik, boleh berbeda pilihan, tapi jangan senang di Grup Forkom. Saya bentuk Grup Forkom buat sampaikan ada Warga Miskin, respons dan sebagainya. Jadi ayo menebarkan solutif, Positif biar tidak ada gegeran sak seduluran ( Saudara),” pungkasnya.