SRN/JAKARTA/21-02-2023 – Bawaslu (Badan Pengawas Pemilu), merespon secara terbuka atas sikap resmi dari Partai Ummat yang ingin menggunakan Politik Identitas Islam dan berpolitik dari Masjid untuk memenangkan Pemilu 2024.
Selaku Ketua Bawaslu, Rahmat Bagja menyesali sikap dari Partai besutan dari Amin Rais tersebut. Pasalnya gelaran Pemilu 2019 , sudah menunjukkan betapa besarnya masalah yang muncul ketika Politik Identitas digunakan. Masyarakat menjadi terbelah dan bersitegang antar satu dengan yang lainnya.
Politisasi Identitas, merupakan cara berpolitik yang pada akhirnya berubah menjadi Politisasi SARA. Oleh sebab itu sejak awal berdiri, Bawaslu adalah lembaga yang anti terhadap Politisasi berbau SARA.
Penggunaan tempat Ibadah untuk berpolitik, juga merupakan persoalan besar, jangan sampai nanti pada saat kampanye kita melihat tempat Ibadah A Capresnya A dan tempat Ibadah B Capresnya B.
Karena itu Partai Politik dilarang menggunakan Politik Identitas dalam berkampanye, maupun sosialisasi. Parpol yang terbukti mengusung Politik Identitas atau mempolitisasi isu Suku, Agama, Ras dan Antar Golongan atau yang biasa disebut SARA, akan dijatuhi sangsi secara bertahap.
“Apa yang terjadi dengan kerukunan kita ke depan, kalau banyak orang yang melakukan kampanye melalui Politisasi Identitas, Politisasi SARA, dan {olitusasi lain-lain.” Ujar bagja mengakhiri pernyataannya.
Reporter : Rofiq