SRN/SURABAYA/17-02-2023 – Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya memberikan penghargaan kepada Direktur Utama PT Susanti Megah Hermawan Santoso atas jasanya menjadi pelopor orang tua asuh bagi anak-anak stunting yang ada di wilayah Kecamatan Asemrowo, Surabaya. Prosesi penyerahan penghargaan itu diberikan langsung oleh Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi dan diterima langsung oleh Hermawan di kantornya, Jalan Dupak Rukun, Kecamatan Asemrowo, Surabaya, Jumat (17/02).
Pada kesempatan itu, Wali Kota Eri mengaku sangat bangga dan senang tinggal di Kota Surabaya, karena Surabaya ini menjalankan ajaran-ajaran dan nilai-nilai Pancasila yang sudah dibuat dan disempurnakan oleh Presiden Pertama Indonesia, Soekarno atau Bung Karno. Apalagi, salah satu tujuan dari pemerintah seperti yang disampaikan oleh Presiden Joko Widodo bagaimana bisa menggerakkan gotong royong untuk menyelesaikan masalah di negara ini yang salah satu masalah utamanya adalah stunting juga bisa diatasi dengan perlahan di Surabaya.
“Kenapa stunting, kerena kita harus menyiapkan kader-kader bangsa ini, kader kota ini menjadi kader yang sehat, sehingga sejak dini harus menyiapkan kemampuan lahiriyah maupun batiniyahnya, dan ternyata di Surabaya ini sungguh sangat luar biasa,” kata Wali Kota Eri.
Salah satu buktinya adalah warga Surabaya yang mampu membantu yang tidak mampu dan yang kuat membantu yang lemah. Ia juga mengakui bahwa Pemkot Surabaya tidak bisa bekerja sendiri, namun membutuhkan dukungan dan bantuan dari seluruh warga Kota Surabaya. “Bahkan, saya sudah sampaikan kepada teman-teman pemkot, kekuatan apapun pemerintahannya, tidak akan mampu menyelesaikan sebuah masalah tanpa adanya kerjasama dengan semua pihak yang ada di Surabaya, karena alasan itulah akhirnya muncul orang tua asuh,” katanya.
Di samping itu, Wali Kota Eri memastikan bahwa setiap agama, terutama agama islam ada kewajiban mengeluarkan zakat 2,5 persen ketika memiliki harta. Selain itu, sebagai makhluk beragama, pasti akan terketuk hatinya untuk membantu apabila di sekitarnya melihat masih ada orang yang kesusahan.
“Nah, pemerintah memastikan pelaksanaan zakat yang diberikan oleh orang yang mampu itu tepat sasaran, dan salah satunya menjadi orang tua asuh. Hal itulah yang saat ini dicontohkan dan dilakukan oleh PT Susanti Megah yang membantu anak stunting di wilayah Kecamatan Asemrowo,” katanya.
Selain itu, Wali Kota Eri juga menjelaskan bahwa ingin membangun Surabaya ini dengan berlandaskan pancasila. Kalau sila ke-1 sampai ke-5 diperas, maka sebenarnya arti dari pancasila itu adalah gotong royong dan guyub rukun. Karenanya, ajaran itu harus terus ditanamkan di dalam hati warga Surabaya, sehingga di Surabaya ini tidak hanya lisannya saja yang digerakkan untuk mengartikan pancasila, namun juga kehidupannya harus juga bernafaskan pancasila.
“Sekali lagi hari ini kita diberikan contoh oleh PT Susanti Megah bahwa kehidupan pancasila dengan gotong royong ditunjukkan dengan membantu antar sesama. Saya berharap perusahaan yang lain juga bisa mencontoh PT Susanti Megah ini, kalau semua perusahaan di Surabaya bisa seperti mereka ini, maka saya yakin Surabaya ini akan sejahtera,” tegasnya.
Karena kebaikan itu, akhirnya Wali Kota Eri memohon izin untuk memberikan sebuah penghargaan kepada Hermawan dan PT Susanti Megah. Meskipun sebenarnya, penghargaan yang hanya berupa secarik kertas itu diakuinya tidak ada artinya jika dibandingkan dengan kebaikan PT Susanti Megah dalam membantu warga Surabaya.
“Dengan kerendahan hati, saya ingin memberikan penghargaan ini kepada njenengan (Anda). Saya akan menjadi saksi sampai kapan pun untuk mewakili seluruh warga Surabaya bahwa Pak Hermawan dengan PT Susanti Megah sudah membangun Surabaya dengan hati, sudah membantu warga Surabaya dengan hati. Semoga perusahaan lainnya juga membuka hatinya setelah melihat kebaikan Pak Hermawan ini,” katanya.
Sementara itu, Direktur Utama PT Susanti Megah Hermawan Santoso mengatakan sebenarnya program anak asuh itu sudah dimulai sejak tahun lalu. Kala itu, Ketua TP PKK Surabaya yang sekaligus Bunda PAUD Surabaya Rini Indriyani Eri Cahyadi datang ke tempat tersebut untuk menyerahkan bantuan kepada anak-anak stunting juga. “Waktu itu saya bilang, kalau kita bisa berbuat baik, kenapa harus ditunda-tunda dan ditunggu-tunggu, ya sudah jalan saja,” katanya.
Selanjutnya, pada akhir tahun lalu, Camat Asemrowo menyampaikan bahwa di wilayahnya masih ada 19 anak stunting dan menawarkan kepada dirinya untuk menjadi orang tua asuh. Setelah dilihat ternyata sudah tersisa 19 anak, padahal awalnya ada 50 anak dan terus turun menjadi 30 anak. “Saat itu saya berpikir, ini sudah turun menjadi 19 anak, kalau dibantu semuanya berarti Asemrowo ini akan bebas dari stunting. Akhirnya saya bilang kepada Pak Camat, saya borong semuanya saja Pak Camat,” katanya sambil disambut tepuk tangan oleh Wali Kota Eri dan hadirin.
Oleh karena itu, pada saat menyanggupi tawaran itu, ia mengaku tidak pernah berpikir nanti akan mendapatkan penghargaan sebagai pelopor orang tua asuh dan sebagainya. Ia hanya berpikir ingin saling membantu, karena lebih baik membantu daripada bermusuhan. “Mudah-mudahan dengan bantuan ini bisa diangkat semuanya, sehingga Asemrowo ini bisa terbebas dan tidak ada lagi anak-anak yang stunting,” pungkasnya.
Reporter : Satriya/Red
Sumber : Humas Surabaya