SRN/SURABAYA/05-02-2023 – Tragis nasib Warga Kota Surabaya, tidak lagi menerima Permakanan dari Pemkot Surabaya, sejak bulan Januari 2023, dia adalah Aslining Utami (60) nama dia dicoret dari penerima bantuan permakanan gratis.
Perempuan yang akrab dipanggil Nining itu, tinggal di rumah yang masih beralas tanah. Terlihat Kubangan air di lantai tanah rumahnya.
Nining ini tinggal bersama saudaranya, bernama Bambang Irawan. Rumah Nining ini jauh dari kata layak huni. Terkesan lembap, gelap, dan beraroma tidak sedap.
Keadaan Nining in I, akhirnya sampai di telinga Imam Syafi’I, beliau merupakan Anggota Dewan di Komisi A DPRD Surabaya.
Imam mengatakan, melihat kondisi Nining dan saudaranya Bambang, hatinya Imam sangat teriris dan terenyuh. Di depan rumah keduanya, di kaca, tertempel sebuah stiker Keluarga Miskin. Ketika barcode di stiker dipindai, ternyata intervensi yang didapatkan keduanya hanya berupa permakanan saja.
Sebelum bulan Januari, Nining dan Bambang mendapatkan permakanan masing-masing. Namun, setelah memasuki pada bulan Januari 2023 ini, justru hanya mendapatkan satu kotak permakanan saja yang datang. Kotak permakanan itu hanya di peruntukkan Bambang saja.
”Kok bisa hanya permakanan. Sedangkan Bu Nining ini masuk dalam kategori Lanjut Usia. Pak Bambang dan Bu Nining itu Orang Dengan Gangguan Jiwa (ODGJ), keluarganya sempat cerita ke saya. Kalau Pak Bambang hanya diam, Bu Nining sedikit bisa berkomunikasi,” kata Imam Syafi’i.
Politikus dari Partai Nasdem ini menambahkan, yang makin membuat hatinya miris adalah nama Nining yang tidak lagi dimasukkan penerima permakanan. Dia menyatakan, saat ini sudah masuk pada bulan Februari.
”Masa data permakanan masih terus divalidasi. Sudah tertempel stiker Keluarga Miskin juga, coba lah dilihat ini teman-teman Eksekutif. APBD kita tahun ini Dua Dijit, tolong jangan begitu dari Dinas Sosial mana ini,” papar Imam.
Anggota Badan Anggaran (Banggar) itu mempertanyakan Kinerja Dinas Sosial (Dinsos). Imam menyampaikan, sebetulnya, keluarga Nining dan Bambang sudah turut membantu. Namun, tetap butuh kehadiran Pemkot Surabaya.
Tahun ini, dandan omah atau perbaikan Rumah Tidak Layak Huni (Rutilahu) meningkat menjadi 3.500 unit. Ini didepan mata terlihat rumah beliau tidak layak huni.
”Ini di depan mata sudah kelihatan kondisi rumah Bu Nining dan Pak Bambang. Jangan hanya merangkai kata-kata, butuh eksekusi,” ucap Imam.
Reporter : Satriya/Red