SRN/SURABAYA/07-10-2022 – Setelah melaksanakan tugas, team Ormas Arek Jogoboyo PC Gubeng, beristirahat sejenak untuk melepas rasa dahaga dan lelah di sebuah warung kopi yang berada di daerah Jalan Arjuno sebelah Kantor DPW Partai NasDem Jatim Surabaya.
Sembari berbincang bincang ringan dengan rekan dari pengurus Partai NasDem sebagai Wakil Ketua Hubungan Sayap dan Badan Partai, Kakak Albert, pangilan akrab beliau, mengenai suhu perpolitikan Tanah Air dan nampak sekilas kondisi warkop yang tidak terlalu ramai membuat perbincangan begitu hangat. Kamis (6/10)
Selang beberapa menit, pesanan minuman yang dipesan sudah dihantarkan ke meja, oleh seorang anak gadis remaja yang begitu ramah menyapa, sekilas tidak begitu menghiraukan sapaan dan keberadaan si gadis pelayan Warkop tersebut, dikarenakan keseriusan perbincangan kami.
Terlihat seorang pelayan Warkop yang menghantarkan minuman begitu trenyuh, ketika melihat sang gadis tersebut yang masih sangat belia perkiraan berusia belasan tahun, terungkap bahwa gadis tersebut bernama Michelle (11) dan tidak bersekolah lagi atau putus sekolah, keadaan Michelle tidak jauh berbeda dengan sang adiknya yang bernama Alma yang masih berusia 9 Tahun yang juga putus sekolah.
Kedua anak yang tidak dapat meneruskan sekolah mereka, karena terkendala biaya dan kondisi orang tua mereka yang dimana orang tua mereka sudah berpisah, atau bercerai, mereka tinggal dengan sang Ibu, sedangkan sang Ayah kembali di kampungnya di Jawa Barat.
Saat ada kesempatan kita Ber Empat (Kakak Albert, Riski, Arifin dan Satriya) berusaha untuk berbincang dengan sang Ibu, dari kedua anak tersebut yang bernama Indriwati (42) menyampaikan, ”sebelumnya maaf, saya sebagai orang tua sebenernya juga menyesal, tidak bisa menyekolahkan anak kami, karena kebentur akan finansial, saya juga sudah berusaha keras, selama ini usaha yang saya jalani ini minus terus, dan tempat usaha ini saya sewa, disuruh untuk buka terus, okelah saya tidak apa-apa, demi menyambung hidup saya dank e dua anak saya ini, untuk bertahan hifup.” Ujarnyasambil meneteskan aur mata dikedua matanya,
Suatu ketika saya mau menyesekolahkan anak saya, dan meminta jangka waktu buat bayar sekolah kepada pemilik tempay yang saya sewa ini, tetapi mereka tidak ingin tahu untuk pembayaran sewa tersebut.
Meskipun nantinya michel ingin sekolah kembali, terkendala oleh akte kelahirannya, karena saya dengan ayahnya sudah pisah dan ayahnya tidak mau tahu lagi dan tidak mengurusi kedua anaknya”, Pungkasnya
Indrawati berharap,” memang setiap orang tua pasti ingin menyesekolahkan anak-anaknya, bahkan saya sendiri juga sedih harus kayak gini, anak-anak harus membantu saya kerja, saya juga sedih kadang saya Tanya pada anak saya apakah masih ingi bersekolah lagi, anaknya saya menjawab masih ingin untuk sekolah lagi, namanya orang tua mendengar dan melihat anaknya ada keinginan tersebut, tidak bisa berbuat banyk hanya bisa menangis didalam dada, dalam hatiku menangis, bagaimana saya sebagai orang tua tidak bisa bertanggungjawab dan tidak dapat menyesekolahkan anak, Cuma hanya bisa menjanjika saja, insyallah kalau ada rejeki Ibu pasti akan sekolahkan kalian kembali, cuma untuk saat ini Ibu tidak bisa ya Nak,” tuturnya
Kami ber Empat mendengar cerita tadi sangat sedih sekali, rasanya sedih melihat generasi bangsa ini tidak bisa mengenyam akan pendidikan karena probel orang tua dan biaya pendidikan yang cukup mahal, Kami berharap ada jalan keluar bagi keluarga ini, supaya anak-anaknya dapat tersenyum dan menikmati masa kecilnya seperti rekan-rekan lainnya, semoga ada jalan keluar untuk mengatasi ini semua.
Itulah potret kehidupan masyarakat kita, meski dipekkotaan masih ada masalah-masalah akan problem tentang pendidikan dan ekonomi, semoga pemerentih Pusat, terutama Pemerintaj Kota Surabaya bisa lebih memperhatikan masalah masalah akan pendidikan bagi masyarakat yang tidak mampu dan tidak tercatat di MBR. (Riski/Arifin/Satriya)