Miris Demi Ngirit Susu Si Kembar Dicampur dengan Tajin

Anggota Dewan Kota Surabaya, dari Partai NasDem, Imam Syafi’i, menemui Rina di rumah kontrakannya, di Kampung Kelurahan Tembok Dukuh.

SRN/SURABAYA/06-09-2022 – Satu lagi peristiwa yang sangat miris di masyarakat Kota Surabaya, seorang anak bayi minum susu dicampur dengan air tajin.

Kisah yang sangat pilu ini, bukan cuma biasa terjadi di Kota atau Kabupaten dengan status daerah tertinggal. Namun ternyata ini juga ditemukan di Kota Besar Surabaya. Bahkan di tengah Kota Kosmopolitan ini. Tepatnya di Kecamatan Bubutan.

Karena tingkat kemiskinannya, seotang ibu bernama, Febrina Cornelia terpaksa menambahkan air tajin ke dalam susu formula anak kembarnya, Rico dan Yuri.

“Biar anak saya kenyang, sekaligus bisa menghemat pengeluaran,” ungkap Rina, demikian wanita berusia 39 tahun itu biasa dipanggil.

Seorang Anggota Dewan Kota Surabaya, dari Partai NasDem, Imam Syafi’i, menemui Rina di rumah kontrakannya, di Kampung Kelurahan Tembok Dukuh. Disana Rina tinggal bersama Ibunya dan dua adiknya. Dia meninggalkan suaminya, ketika Yuri dan Rico masih berusia 3 bulan, karena suami tidak memberi nafkah.

“Diminta beli susu nggak bisa. Beli popok juga nggak bisa. Ya sudah saya pergi,” kenang Rina dengan suara getir.

Untuk menghidupi putra dan putrinya, Single Parent ini memilih untuk menjual peralatan rumah tangga secara online.

Meski hasilnya tidak banyak. Cuma cukup untuk membeli popok dan susu formula si kembar setiap minggu. Sedangkan untuk makan sehari-hari Rina masih tergantung dengan ibunya, yang bekerja sebagai penjahit, yang juga jarang mendapat orderan.

“Kalau sudah hari Sabtu saya bingung. Waktunya beli popok sama susu,” kata ibu muda yang sempat sakit karena TBC paru, tulang dan lambung itu.

Kondisi keuangan yang pas-pasan, membuat Rina harus berhemat. Susu kaleng 900 gram diirit-irit supaya bisa dibagi untuk kedua buah hatinya, selama seminggu. Caranya dicampur dengan air tajin.

Akhirnya Dokumen Dokumen Kependudukan Telah Selesai di Terima oleh Ibu Rina

Tentu saya tidak bisa memberi bantuan keuangan dengan jumlah besar kepada Rina dan anak-anaknya. Saya hanya memfasilitasi agar kedua bocah 3 tahun itu secepatnya memiliki NIK, akta kelahiran, lalu masuk KK Rina. Sehingga keluarga miskin itu bisa segera diuruskan status MBR (masyarakat berpenghasilan rendah) dan BPJS-nya, ungkap Imam Syafi’i.

“Alhamdulillah tidak pakai lama, Dokumen Administrasi Kependudukan (Adminduk) Rina dan keluarga kecilnya sudah kelar. Sehingga mereka juga berhak mendapat program dan bantuan sosial yang disediakan negara.’ Kata Imam Syafi’I kepada media saat diwawancarai.

Sebelum itu, ketika kedatangan saya ke tempat tinggal Rina, sempat dimuat oleh media Jawa Pos, Pemkot Surabaya langsung merespon dengan cepat. Petugas dari Dinas Sosial, Kecamatan, Kelurahan dan Puskesmas serentak menemui Rina dan anak kembarnya. (Satriya/Red)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.