SRN/MOJOKERTO – Masih dalam suasana bulan Suro, tahun Baru Jawa dan Islam, Mojokerto kembali mengadakan Ruwat Sukerto, untuk keselamatan bangsa dan Negara, dilaksanakan pada, Sabtu (13/8), pukul 15.00 WIB, di Pondok Telasih, Candi Waji Desa Sumber Girang, Dsn. Sumber Tempur, RT.04/RW.02, Kec. Puri, Kab. Mojokerto.
Kegiatan ini dihadiri lebih 300 orang dari segala lapisan masyarakat, baik dari warga Mojokerto sendiri, bahkan ada yang dari luar Kota seperti Surabaya dari komunitas N1R (Nusantara Satu Rasa).
Penjelasan dari pengurus N1R Cak Hendy, “dalam kegiatan ini kami membawa 15 orang anggota yang akan mengikuti Ruwatan Sukerta untuk pembersihan diri.”
“Kami dari N1R sangat mendukung kegiatan Ruwatan Sukerta yang diadakan oleh Pondok Telasih, dalam menghidupkan budaya leluhur untuk pembersihan diri, Bangsa dan Negara,” tegas Hendy.
Menurut penuturan pengasuh dari Yayasan Tlasih Delapan Tujuh Ki Wiro Kadek, “orang yang terlahir dengan sukerta, dalam kepercayaan Jawa, harus menjalani ruwatan, untuk membebaskan diri dari kekuatan buruk yang mengelilingi dirinya.” Hasil wawancara langsung oleh medi seputarrakyatnews
Imbuhnya, Ruwat Sukerta ini bisa dilakukan meliputi “Ontang Anting, Pancuran Kapit Sendang, Sendang Kapit Pancuran, Uger-Uger Lawang, Kembang Sepasang, Kendhana Kendhini, Pendhawa, Mancala Putri, Anak Kembar, Julung Wangi, Julung Pujud, Sulung Sungsang, Tibo Sampit, Lawang Mengo,” jelas Ki Wiro.
Ketua pelaksana kirab, Tri Sujoko S.pd. M.psi. menjelaskan, “kirab budaya pada masa sekarang sudah mulai terkikis oleh kebudayaan luar, sehingga para generasi muda kurang begitu suka dengan budaya leluhur, yang merupakan cikal bakal berdirinya Nusantara.”
“Harapan kami kedepan, budaya leluhur bisa lebih diterima dan dikenal sebagai Adat Istiadat warisan leluhur oleh generasi muda, sebagai penerus Budaya Bangsa, jangan sampai kita melupakan sejarah (Jasmerah) sebagai Bangsa Indonesia, Bangsa Bhineka Tunggal Ika,” tegas Sujoko.(CakBas)