SRN/SURABAYA – Surabaya kembali menyuguhkan pagelaran Seni Manggasri dalam memperingati bulan Muharram atau Suro (Tahun Baru Islam atau Jawa), sebagian orang Jawa Kuno juga menyebutnya sebagai tahun Semar.
Kegiatan ini sebagai salah satu wujud syukur, oleh para budayawan Jawa Kuno kepada Sang Pencipta dan jasa para pejuang atas apa yang sudah diberikan kepada alam semesta dan Bangsa Indonesia.
Prosesi ritual ini juga dilantunkan doa Jawa kuno, yang ditujukan untuk keselamatan alam dan anak cucu Bangsa Indonesia dari Angkara Murka dan mara bahaya.
Dalam pagelaran Pahargyan Manggasri, Warsa 8855 Ismaya, yang akan dilaksakan Jumat (05/8), pukul 20.00 WIB, di lokasi Petilasan Eyang Yudo Kardono, Jalan Cempaka, Surabaya.
Petilasan atau Pesarean (makam) Eyang Yudo Kardono, merupakan salah satu tokoh pejuang pada jaman Majapahit. Oleh masyarakat sekitar disebut Eyang Yudo Kardono atau Eyang Kudo Kardono, mempunyai nama asli Raden Kudo Kardono, yang merupakan panglima perang Majapahit dan sepupu dari Mahapatih Gajah Mada.
Kegiatan ini diselenggarakan oleh para Pemeluk Budha Jawi Wisnu, Andy Kristiantono atau yang sering dipanggil Andy Peci selaku penanggung jawab dari Budha Jawi Wisnu.
Menurut penuturan Andy pagelaran ini dihadiri 300 orang lebih, dari 50 komunitas budayawan dan lintas kepercayaan yang ada di Surabaya.
“Komunitas Budhi Jawi Wisnu, merupakan bentuk keyakinan dan kebudayaan kuno yang sudah ada sejak jaman Majapahit, dimana ajaran ini mengajarkan tentang budi pekerti luhur yang diturunkan dari leluhur untuk anak cucu dan umatnya, supaya bisa menghormati alam semesta dan kasih sayang terhadap semua penghuni alam,” tutur Andy.
“Harapan kami supaya ajaran Budhi Jawi Wisnu ini bisa diterima oleh pemerintah secara umum seperti ajaran agama lain yang berlaku di Indonesia,” tegas Andy saat diwawancari media seputarrakyatnews
Para Generasi Muda jangan sampai melupakan atau meninggalkan sejarah leluhur nya didalam menjalankan roda kehidupan Berbangsa dan Bernegara. (CakBAS)