SRN/JAKARTA – Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (PB IDI) membentuk Satgas Monkeypox untuk antisipasi ancaman kesehatan global di Indonesia.
Ketua Satgas Monkeypox PB IDI, Hanny Nilasari, mengungkapkan, sampai awal Mei 2022, WHO mendapatkan laporan kasus monkeypox yang terjadi di negara non-endemis, terutama di Eropa dan Amerika Serikat.
“WHO telah menetapkan status darurat global untuk infeksi Cacar Monyet pada Juli 2022, sampai 29 Juli 2022 telah terdapat 76 negara yang melaporkan kejadian monkeypox, sementara di Indonesia, hingga Agustus 2022, belum terdapat kasus konfirmasi infeksi monkeypox,” ujar Hanny dalam konferensi pers virtual, Selasa (2/8).
Hanny mengatakan, saat ini total kasus konfirmasi monkeypox ada 22.48 di seluruh dunia dan 22.141 kasus terjadi di negara non-endemis.
Amerika Serikat mencatat angka kasus monkeypox tertinggi yakni sebesar 4,906 kasus.
“Di ASEAN, hingga akhir Juli 2022, Singapura telah melaporkan 11 kasus konfirmasi, Thailand melaporkan 2 kasus konfirmasi, dan Filipina melaporkan 1 kasus konfirmasi,” rincinya.
Hany mengimbau meski di Indonesia belum terdapat kasus konfirmasi Monkeypox, namun pemerintah, tenaga kesehatan dan masyarakat harus tetap waspada.
Hanny menerangkan Monkeypox, atau cacar monyet, adalah penyakit akibat virus yang ditularkan melalui binatang (zoonosis) dengan dua moda transmisi yakni transmisi hewan ke manusia dan transmisi manusia ke manusia. Sementara transmisi manusia ke manusia dapat terjadi melalui kontak langsung dengan cairan tubuh atau lesi kulit pasien yang terinfeksi Monkeypox, kontak tidak langsung dengan media yang terkontaminasi virus Monkeypox seperti baju, kain, seprai dari pasien yang terinfeksi monkeypox. (Belly