Pemkab Gresik Sulap 7 Kawasan Menjadi Wisata Multi Etnis

Bupati Gresik Fandi Akhmad Yani. wilayahnya memiliki peradaban multi etnis yang tidak dimiliki wilayah manapun. Ia mengatakan bahwa Gresik adalah satu-satunya kabupaten yang memiliki sejarah multi-etnis, sehingga melahirkan banyak keberagaman.

SRN/GRESIK – Pemkab Gresik dengan bantuan dana APBN Rp47 miliar menyulap 7 kawasan di Gresik Kota Lama menjadi wisata multi-etnis. Wisata model ini satu satu-satunya di dunia dan Indonesia.

Sejumlah kawasan itu adalah, Kampung Arab, Pecinan, Melayu, Kolonial dan Pribumi. Tujuh kawasan itu selain dikenal sebagai Kota Lama juga dikenal dengan Kota Bandar Grissee. Wilayah tersebut bakal dihidupkan dengan pembangunan destinasi Wisata Heritage.

Beberapa bangunan kuno yang dibangun sejak abad ke-14 luasnya sekitar 60 hektare dan akan disulap menjadi ikon destinasi wisata toleransi. Ada tiga kampung yang sudah dalam proses revitalisasi dari anggaran APBN sebesar Rp47 miliar.

Pertama, Kampung Kemasan atau Pribumi. Kedua, Kampung Pecinan. Ketiga, Kampung Arab. Dari tiga kampung etnis tersebut, ada tujuh ruas yang sedang dalam proses revitalisasi, yakni, Jalan Kramatlangon, Jalan Malik Ibrahim, Jalan Agus Salim, Jalan KH Zubair, Jalan Basuki Rahmat, Jalan AKS Tubun, dan Jalan Setia Budi.

 Pembangunan kawasan ini akan disesuaikan dengan ciri khasnya masing-masing. Di Kawasan Kampung Pribumi misalnya, semua infrastruktur akan dibuat dengan konsep kolonial.

Di Kampung Arab juga akan dibangun seperti nuansa di Saudi Arabia. Begitu juga di kawasan Kampung Pecinan seperti nuansa negeri tirai bambu.

Bupati Gresik, Fandi Akhmad Yani, mengatakan bahwa wilayahnya memiliki peradaban multi etnis yang tidak dimiliki wilayah manapun. Ia mengatakan bahwa Gresik adalah satu-satunya kabupaten yang memiliki sejarah multi-etnis, sehingga melahirkan banyak keberagaman.

“Gresik adalah etalase toleransi multi etnis, multi ras dan multi agama yang tidak dimiliki daerah lain. Karena sejarah tidak bisa diputar lagi, tetapi bisa jadi pelajaran berharga dengan membangunnya kembali. Sehingga bisa menghidupkan ekonomi kreatif,” ujarnya saat membagikan cat di Kampung Pecinan, Senin (11/7/2022).

Meski proyek ini adalah program pemerintah terdahulu, tetapi selama manfaat bagi warga dan demi kemajuan Gresik, ia akan melanjutkan. Ia menekankan agar warga Gresik mampu menghidupkan destinasi wisata sejarah ini dengan kreatif, mandiri dan mampu memanfaatkan secara maksimal agar mampu membangkitkan ekonomi kreatif masyarakat ekonomi ke bawah.

“Jika punya rumah di sini monggo biar tumbuh ekonomi kreatif. Ini untuk usaha jenengan. Ekonomi kreatif bukan hanya diomong tapi dipraktekkan. Dengan seperti ini maka akan sama-sama saling menjaga dengan harapan menjadi ekonomi berkelanjutan,” tuturnya.

“Ini adalah kolaborasi pemerintah, warga dan industri. Ini juga suatu komitmen terkait CSR. Utamanya kawasan heritage. Pemerintah daerah juga sudah mengeluarkan anggarannya. Ada tujuh ruas dari APBN sebesar Rp 47 miliar,” paparnya menambahkan.

Bupati juga meminta, pemerintah desa harus ikut andil membangun dan menjaga. Bila perlu anggarannya juga dikeluarkan. Agar saling merasa memiliki. Jaga lingkungan agar menjadi identitas Gresik yang mana memiliki kota peradaban yang kuat terkait dengan sejarah.

“Disini ada banyak etnis berkumpul jadi satu. Ada kampung kolonial, pecinan, arab melayu. Dan ini adalah sejarah yang merupakan simbol identitas Gresik,” kata Gus Yani (sapaan akrab Bupati Gresik).

Sementara itu, Kepala Dinas Cipta Karya Perumahan dan Kawasan Permukiman (DCKPKP) Pemkab Gresik, Ida Lailatus Sa’diyah mengatakan, penataan tempat wisata ini sekaligus untuk mempromosikan Gresik sebagai Kota Bandar.

“Ini merupakan Wisata Heritage dari beberapa etnis di Kabupaten Gresik, sekaligus penataan promosi Gresik Kota Bandar yang sejak abad 17 pelabuhan Gresik menjadi tempat transit rempah-rempah,” kata Ida.

Ia menjelaskan, tujuh ruas jalan di kawasan wisata ini akan mulai dilakukan revitalisasi secara bertahap pada Februari dan ditargetkan selesai pada tahun ini.

“Dengan beberapa tahapan yang dimulai dari bulan Februari lalu,” ucapnya.

Menurut dia, desain grafis saluran drainase untuk revitalisasi di kawasan heritage itu dengan estimasi memakan waktu 240 hari dari tujuh ruas jalan, dengan anggaran dari APBN tahun anggaran 2021-2022.

“Sedangkan untuk anggaran APBD penataan kawasan tematik di tahun 2021 sudah terealisasi di Kampung Pecinan, dan masih ada tahap lanjutan juga di Kampung Pecinan, Kampung Kolonial Kelurahan Bedilan, dan Kampung Pribumi atau Peranakan Kelurahan Pekelingan di APBD tahun 2022 ini,” urai Ida.

Ditambahkan, ke depan akan terus dilakukan sejumlah perbaikan lainnya, seperti menjadikan area bebas kabel di wisata heritage. Selain itu, saat proses revitalisasi drainase juga akan dilakukan rekayasa lalu lintas.

“Sehingga masyarakat dan pengendara tidak terganggu dengan pembangunan destinasi wisata ini,” pungkasnya. (belly)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.